Serangan di Patani Meningkat Akibat Kegagalan Perundingan Damai

Narathiwat – Baru-baru ini, wilayah selatan Thailand mengalami serangkaian serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok pejuang kemerdekaan Patani, mengakibatkan enam korban jiwa dan belasan lainnya terluka sejak Sabtu lalu. Organisasi non-pemerintah (LSM) dan politisi oposisi mengkritik pemerintah karena tidak memiliki kebijakan yang jelas terkait perdamaian dan gagal melanjutkan perundingan damai.
Menurut militer Thailand, kelompok pejuang kemerdekaan Patani di wilayah selatan yang mayoritas penduduknya adalah Melayu Muslim meningkatkan aksi kekerasan selama bulan suci Ramadan yang dimulai pada 2 Maret. Serangkaian serangan pada Sabtu dan Senin lalu menambah jumlah korban tewas akibat serangan oleh pejuang kemerdekaan Patani menjadi 15 orang sejak awal tahun di wilayah yang berbatasan dengan Malaysia tersebut.
Anchana Heemmina, ketua Asosiasi Bantuan Kemanusiaan Duay Jai, sebuah LSM lokal, menyatakan bahwa insiden sebelumnya seperti pembakaran tiang listrik atau pemasangan spanduk protes sudah mencerminkan ketidakpuasan, namun pemerintah tetap diam tanpa tanggapan. Ia menambahkan bahwa kini kekerasan yang mempengaruhi masyarakat umum telah dimulai, dan sebagian dari masalah ini mungkin berasal dari kelemahan operasional, tetapi pemerintah tidak bisa lepas dari tanggung jawab karena tidak menunjukkan niat yang jelas mengenai proses dialog damai.
Sejak pemerintah Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengambil alih pada Agustus lalu, belum ada tanda-tanda bahwa perundingan damai yang dimediasi oleh Malaysia akan dilanjutkan. Ayahnya, mantan PM Thaksin Shinawatra, baru-baru ini ditunjuk sebagai penasihat khusus ASEAN untuk membantu Kuala Lumpur menangani isu selatan Thailand saat Malaysia menjadi ketua blok Asia Tenggara tersebut pada 2025.
Putaran terakhir perundingan damai antara perwakilan Thailand dan kelompok pejuang kemerdekaan Patani Barisan Revolusi Nasional (BRN) berlangsung di Kuala Lumpur 13 bulan lalu. Hingga kini, pemerintah Paetongtarn belum menunjuk ketua perunding baru untuk proses damai tersebut setelah posisi itu kosong sejak Oktober.

Tiga anggota panel perundingan damai terakhir lebih dari setahun yang lalu – Chatchai Bangchuad yang mewakili pemerintah Thailand (kiri), fasilitator Malaysia Zulkifli Zainal Abidin, dan perwakilan delegasi Barisan Revolusi Nasional (BRN), Anas Abdulrahman, bertemu dengan wartawan di Kuala Lumpur pada 7 Februari 2024. [S. Mahfuz/BenarNews]
Pada Sabtu lalu, penyerang mengebom dan menembaki kantor distrik Su-ngai Kolok serta melancarkan serangan di beberapa lokasi lain di provinsi Narathiwat, menewaskan dua tentara pertahanan bayaran dan melukai sekitar 10 warga sipil, menurut otoritas Thailand. Pada malam yang sama di distrik Sai Buri, provinsi Pattani, pejuang kemerdekaan Patani menyerang pasukan khusus Resimen Ranger, menyebabkan seorang petugas dan dua warga sipil tewas serta satu orang lainnya terluka. Pada pukul 2 pagi Senin, pria bersenjata menembak mati seorang lagi sukarelawan pertahanan desa di distrik Krong Pinang, provinsi Yala, kata pejabat setempat.
Komandan militer Thailand di wilayah tersebut, Letnan Jenderal Paisan Nusang, mengatakan bahwa pejuang kemerdekaan Patani sengaja bertindak selama Ramadan.
“Mereka percaya melakukan tindakan ini dalam bulan Ramadan mendapatkan pahala karena insiden semacam itu biasanya meningkat dalam bulan ini”
Ia telah memerintahkan peninjauan kembali terhadap langkah-langkah pengendalian kejadian serta penegakan hukum untuk melacak pelaku sesuai rencana operasi.
0 Comments