Pemicu Tragedi Pembantaian Takbai

Published by Redaksi Redaksi on

Pemicu Tragedi Pembantaian Takbai

Tragedi pembantaian Tak Bai 25 Oktober 2004 terjadi karena dipicu dari tidakan penahanan militer Thailand terhadap warga Patani dengan tuduhan menyelupkan senjata milik negara kepada kelompok gerilyawan Patani, padahal mereka secara sukarela menjadi satuan pertahanan desa untuk Thailand.1

Sementara pemicu lain adalah tindakan Pemerintah Thailand dalam merespon serangan yang dilakukan kelompok gerilyawan Muslim pada tahun 2004 seperti2, penerapan undang-undang darurat militer 5 Januari 2004, peristiwa baku tembak di masjid Krue Sue 28 April 2004.

Korban Kematian dalam Tragedi Pembantaian Takbai

Laporan Human Rights Watch (2004)3, Tragedi pembantaian takbai menelan korban sedikitnya 85 orang, pasukan keamanan menembak dan membunuh 7 orang para demonstaran, serta 78 meninggal karena sesak nafas saat posisi badan tertumpuk dalam truk ketika mereka dipindah ke pusat interogasi Ingkhayut Borihan4.

Jumlah Demonstran dalam Tragedi Pembantaian Takbai ?

Catatan dari situs Lembaga Bantuan Hukum, jumlah massa aksi sekitar 2.000 orang, dengan tuntutan membebaskan kawan-kawan yang dituduh menyelundupkan senjata. Aksi demonstrasi yang berlangsung damai menjadi peristiwa berdarah ketika ada batu yang dilempar kepada kepolisian tanpa diketahui siapa yang melempar5. Sekitar 1.200 orang ditahan oleh otoritas militer, tanpa akses terhadap pengacara dan perawatan medis yang meragukan.6

Jumlah Penangkapan Selama pemberlakuan Undang-Undang Khusus

Menurut laporan dari Thai Lawyers for Human Rights (TLHR) 20197. jumlah penangkapan setidaknya lebih dari 6,000 orang ditahan militer berdasarkan undang-undang darurat militer semenjak 2004.8 Tersangka juga dapat ditahanan militer untuk diinterogasi hingga 37 hari tanpa dikenakan tuntutan. Berdasarkan informasi yang diterima, tersangka biasanya mempunyai akses terbatas terhadap pengacara dan kunjungan keluarga sehari-hari dalam jangka waktu yang singkat.9

Konflik Bersenjata dan Pelanggaran HAM di Patani Masih Berlangsung

Laporan DeepSouthWatch.org (dikutip 23 Oktober 2023). Semenjak 2004. tercatat setidaknya 21,504 kasus, jumlah meninggal 7,347 orang dan setidaknya 13,671 orang terluka.10

Pelanggaran HAM di Patani tidak lepas dari penerapan undan-undang darurat militer. Korban kekerasan militer, Ismi bin Abdul Malik (34) 2007 silam, Kasus Kematian Mr. Abduldayib Dolah11 Kasus kematian Abdullah Isomuso Juli 201912 . Abdullah Ngoh, korban tuduhan dan penangkapan militer Thailand.13

Peran Malaysia Terhadap Konflik di Thailand Selatan

Perdana Menteri Anwar Ibrahim menguraikan perspektif pemerintahannya mengenai peran Malaysia dalam memediasi konflik Thailand Selatan. Dia mengatakan bahwa Malaysia “akan menggunakan hak nya sebagai teman dan keluarga untuk mengungkapkan keprihatinan yang sah sambil mengakui bahwa Thailand Selatan adalah masalah internal di Thailand”. Jurnal “Peran Malaysia di Thailand Selatan: Apa yang Dipertaruhkan“14 April 2023.

Malaysia telah lama mempunyai kepentingan terhadap keamanan dan stabilitas Thailand selatan. Saat ini, Thailand merupakan mitra dagang terbesar ketujuh Malaysia secara global dan ketiga terbesar di antara negara-negara ASEAN. Anwar sendiri mengakui dalam pidatonya di forum “Masa Depan ASEAN” di Bangkok.14

Resolusi Konflik di Thailand Selatan

Kami tidak punya kebebasan“Jurnalis Abby Seiff menggambarkan taktik keamanan brutal pemerintah Thailand dan menyelidiki penyebab konflik tersebut dan bagaimana konflik tersebut pada akhirnya dapat diakhiri.15

 

Foto, Suara Thailand
Compiler: Paisul Leengaedayee (Mahasiswa UIN Walisongo Semarang, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam) 

Facebook Comments

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *