Pemantauan Ramadhan Damai di Selatan Thailand

Published by Redaksi Redaksi on

Pasai.co – Konflik berkepanjangan di Patani sudah beberapa kali upaya melahirkan proses perdamaian, namun setiap kali memasuki proses membangun kepercayaan (confidence building) kerap kali mengalami kegagalan, karena tidak mempunyai mekanisme dalam pemantauan yang jelas selama kurung waktu yang disepakati.

Proses perdamaian di selatan Thailand terbaru, antara Royal Thai Government (RTG) dan Barisan Revolusi Nasional (BRN) di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 31-1 April lalu. Sempat menghasilkan beberapa kesepakatan penting, antaranya pengurangan tindakan kekerasan antara kedua pihak selama Ramadhan dan ditambah hingga sepuluh Syawal.

Pertemuan perbincangan atau rundingan kali ini difasilitasi Abdul Rahim bin Mohd Noor, Mantan Kepala Kepolisian Malaysia, Jend. Wanlop Rugsanaoh sebagai kepala panel dialog damai Thailand, sementara pihak pejuang Patani, BRN dipimpin oleh Anas Abd Rahman.

Seperti dilansir halaman Facebook Independent Monitoring Team (IMT) 14/4/22. Selama 10 hari pertama Ramadhan tahun ini sudah tercatat beberapa peristiwa penting yang mencerminkan terhadap proses rundingan damai secara langsung.

Paling sedikit sudah tercatat 4 peristiwa kekerasan fisik, 1 kali kasus ledakan dan 3 kali kasus penembakan. Hingga kini kasus-kasus tersebut belum memastikan pihak yang bertanggung jawab.

Apakah kedua pihak sudah melakukan gencatan senjata sebelum ini?

Tanggapan masyarakat dari kesepakatan pengurangan tindakan kekerasan atau “Ramadhan Damai” antara RTG-BRN masih mempunyai tanda tanya, karena pengurangan tindakan kekerasan di bulan Ramadhan selalu gagal di tengah jalan dan kesepakatan kali ini bukan kali pertama.

Pertama, Kesepakatan gencatan senjata kedua pihak, antara RTG-BRN pada 8 Juli – 17 Agustus 2013. Sesuai bulan Ramadhan. Kali ini dapat diterapkan hanya 7 hari pertama, kemudian terbukti gagal setelah terjadi penyerangan Thailand atas pejuang Patani.

Kedua, gencatan senjata sepihak oleh BRN selama satu 7 hari dari 8-15 April 2017. Kali ini BRN berhasil membuktikan kepada beberapa negara Eropa bahwa gerakannya mampu mengendalikan angkatan bersenjata di lapangan.

Ketiga, Gencatan senjata sepihak oleh BRN pada 4 April 2020 hingga jangka waktu tidak ditentukan, sesuai anjuran Sekretaris Jendral PBB di masa Pandemic covid19.

Keempat, kesepakatan kedua pihak RTG-BRN di Kuala Lumpur pada 31-1 April 2022. (Penerapan sedang berlangsung).

Berbagai pihak berharap kesepakatan kali ini dapat membentuk tim pemantauan (monitoring team) dan mekanisme untuk memeriksa kasus-kasus kekerasan secara transparan dan kredibilitas yang memadai, karena kesepakatan dan kegagalan sebelum merupakan pelajaran penting untuk semua pihak.

Facebook Comments
Categories: Perdamaian

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *