Green Melayu, Suci Patani: Dari Perayaan Budaya ke Gerakan Peduli Lingkungan

“Green Melayu, Suci Patani” adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan di wilayah Patani. Kampanye ini mengajak warga untuk lebih peduli terhadap kelestarian alam, dengan menekankan nilai-nilai budaya dan keislaman dalam upaya pelestarian lingkungan.
Pada tanggal 16 Maret 2025, sebuah acara live streaming diadakan untuk membahas topik ini, dengan tema “Mengapa kita harus memberikan perhatian dan kesadaran terhadap lingkungan di rumah kita” di bawah konsep “GREEN MELAYU, SUCI PATANI”.
Link Video : Wartani 16 Maret 2024
Perbedaan Melayu Raya Tahun Lalu dan Sekarang
Pada tahun lalu, perayaan Melayu Raya mengusung tema “Buka Patani, Doa Palestina”, yang berfokus pada solidaritas terhadap perjuangan Palestina serta doa bersama untuk perdamaian.

Perjuangan Rakyat Melayu Patani dalam Menentukan Nasib Sendiri (retizen.republika.co.id)
Sedangkan tahun ini, tema yang diangkat adalah “Green Melayu, Suci Patani”, yang lebih menitikberatkan pada kesadaran lingkungan dan nilai-nilai moral. Acara tetap berlangsung pada hari raya ketiga di lokasi yang sama seperti tahun sebelumnya. Salah satu kegiatan utama yang direncanakan adalah aksi pembersihan di sepanjang pesisir Patani sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Selain itu, pemuda yang terlibat dalam kegiatan ini juga berencana mengajak rekan-rekan mereka yang terjerumus dalam minuman keras untuk kembali ke jalan yang benar, sejalan dengan semangat pembinaan moral dan budaya dalam Masyarakat Melayu Patani.
Perayaan Melayu Raya merupakan acara tahunan yang bertujuan untuk merayakan serta melestarikan warisan budaya Melayu, khususnya di wilayah Patani, Thailand. Pada tahun 2024, acara ini diselenggarakan pada 13 April di Pantai Wasukri, Pattani, dan berhasil menarik lebih dari 80.000 pemuda dari berbagai provinsi di selatan Thailand. Para peserta hadir dengan mengenakan pakaian tradisional Melayu, menciptakan suasana yang sarat dengan nilai budaya dan sejarah.
Penulis: Paisul Leengaeddayee (Mahasiswa UIN Walisongo Semarang, Prodi Magister Komunikasi Penyiaran Islam)